Kamis, 17 September 2015

resume berganing position partai politik/ideologi politik

Persaingan Positioning Ideologi Politik Ideology merupakan identitas yang menyatukan satu kelompok atau golongan dan sekaligus sebagai pembeda dengan kelompok atau golongan lain(gerring:1997).
 Masing masing partai politik akan berusaha memperkuat identitasnya sehingga akan memudahkan para konsetuen dalam mengidentifikasikan posisi parpol dalam persoalan yang dihadapi. yang nantinya akan berimbas kepada posisi “pencitraan” partai politik sebagai partai politik yang mampu memecahkan persoalan strategis dalam persainganya dengan partai politik lain. Persaingan sangat dibutuhkan parpol karena didasari oleh beberapa hal:
 a) Terciptanya evaluasi secara objektip. perihal program (marketing politik) visi misi ideology dll sudah benar ataukah tidak,hal ini dilihat dari seberapa besar elektabilitas parpol. 
b) Untuk memotivasi parpol agar terus berusaha lebih baik dan tidak mudah puas dengan pencapaian yang telah diraih. persaingan selalu mengandung ancaman bagi parpol pemenang pemilu, sementara konsetuen juga memiliki funishment terhadap partai politik dengan cara tidak memilihnya lagi apabila yang dilakukan partai politik tidak sesuai dengan janji pemilu. 
c) Memberikan dinamisitas interaksi ,karena partai politik mencoba memberikan yang terbaik bagi masyarakat melelui persaingan.Tekanan Baru Dalam Berpolitik.
 Revitalisasi partai politik dan system politik di Indonesia sangatlah di butuhkan sebagai dampak terkerangkengnya system politik di masa orde soeharto, akan tetapi pasca terjadinya reformasi euphoria dan kurangya perhitungan membuat system politik bergerak “liar” tanpa arah yang jelas.semangaat untuk menjalankan system dan budaya demokrasi terututup oleh isu tentang rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik, muncul gagasan tentang calon independent, ketidak mampuan partai politik dalam menyelesaikan persoalan di tengah masyarakat.sehinggga semua pihak tertuju pada organisasi yang dinamakan partai politik. 
Partai politik diberikan kewenangan untuk mencalonkan kader terbaiknya dalam pemilu baik tingkat pusat maupun daerah,dengan kata lain kualitas pemimpin yang akan memimpin pusat dan daerah akan sangat tergantung pada kualitas kaderisasi yang dilakkan oleh partai politik sebagai salah satu tujuan partai politk itu didirikan.
 Tekanan Organisasi Partai Politik Memperjuangkan aspirasi dan ideology politik perlu dilakukan secara kolektip dan memiliki jarungn yang baik,sehingga partai politik akan dapat dengan mudah membentuk image dan positioning dalam masyarakat,oleh karena itu sudah tepat apabila partai politik dijadikan sebagai organisasi yang berperan sebagai unit analisis dan berperan penting dalam system demokrasi yang bukan dijadikan sebagai kendaraan politik semata. Organisai partai poltik perlu di desain sedemikian rupa sehingga nantinya akan dapat menjaminprinsip pprinsip pengelolaan organisasi modern seperti struktur dan proses organisasi yang menjamin kelangsungan arus informasi vertical horizontal dalam organisasi politik. partai politik juga gituntut cepat dalam merespon perubahan yang mendasar terjadi di masyarakat. Hal ini semua membutuhkan desain struktur dan budaya organisasi yang memeungkinkan partai politik fleksibel,dan system koordinasi pusat daerah juga disususn sehingga memungkinkan terjadinya integrasi yang memuat koordinasi dan control yang efektif,dimana keputusan pusat/DPP akan segera diimplementasikan dilevel daerah. Tekanan Pemilih Pergeseran pola struktur dan interaksi masyarakat Indonesia di awali dengan di bukanya kesempatan statsiun TV swasta dan sekaligus mengakhiri monopoli TVRI sebagai TV nasional pemegang sumber berita. Pergeseran juga ditandai dengan sikap kritis masyarakat seperti edi sri edi swasono dan beberapa aktivis buruh terhadap penyimpangan praktik politik dan ekonomi era soeharto,puncaknya terjadi saat gerakan reformasi yang dilakukan elemen masyaraka(buruh,mahasiswa,elit,professional.dll) yang menghadirkan anti tesis orde soeharto dan membuat prinsip baru seperti gerakan anti KKN,transparansi dan jaminan kebebasan akses terhadap penguasaan sumberdaya politik dan ekonomi. Salah satu kebijakan anti tesis ini adalah dikeluarkanya UU no 32/2004 tentang pemerintahan daerah yang mengatur pemilihan umum kepla daerah secara langsung.dan juga melalui UU no31/2002 tentang partai politik yang memungkinkan masyarakat untuk membentuk partai politik,sehingga jumlah partai politik menjelang pemilu 2004 sebanyak 268 dan hanya 24 yang mengikuti pemilu. Besarnya jumlah partai politik ini membuat masyarakat bertanya perihal keefektivitasan dan motivasi didirkanya partai politik sehingga partai politik mulai dipandang sebagai institusi yang penting bagi system demokrasi.akan tetapi Kegagalan partai politik dalam memenuhi harapan masyarakat dan asfirasi masyarakat akan meningkatkan ketidakpuasan dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap partai politik. Tekanan Pesaing Dari sisi persaingan partai politik juga harus bersaing dengan partai politik lainya dalam memperebutkan dukungan dan suara dari masyarakat. Besarnya jumlah partai politik yang mengikuti pemilu jelas akan menambah nuansa dan tekanan persaingan.konsep yang pada era soeharto hilang tiba tiba menjadi hal yang sangat penting ,seringakli koalisi antar partai dibentuk untuk meningkatkan posisi tawar menawar dan memperbesar kumungkinan untuk menang dalam pemilukada dan pilpres. Dengan adanya pers dan media lainya dijadikan partai pemilu sebagai marketing politik dalam meraup elektabilitas sedangkan bagi masyarakat pers dan media ini dijadikan sebagai monitor terhadap partai poiltik apalagi dengan adanya keterbukaan dan trasnparansi memudahkan masyarakat mengakses program partai politik. Akibatnya partai politk diharuskan untuk memonitor dan mengevaluasi setiap strategi dan aktivitas yang dilakukan partai politiknya dan partai politik lainya,seperti prinsip zero sum game dimana setiap kemenganan dari satu pemain merupakan kekalahan dari pihak lain.dengan asumsi jumlah pemilih sudah maksimum,tugas utama partai politik untuk memenangkan pemilu adalah memperkuat diri dan merebut basis dukungan parati lainya. dengan hanya mengandalkan konsetuen dan pemilih tradisional jelas tidak akan memenangkan pemilu, partai politik perlu secara agresif dan aktif mencari dan memburu suara di luar basis pendukung tradisional.hubungan aksi dan reaksi antar partai akan membuat partai politik saling memerhatikan semua strategi dan maneuver politik yang dilakukan partai lain,setiap maneuver akan mempengaruhi jumlah dukungan yang diterima partai politik lain sehingga akan membuat waspada setiap partai.Keberhasilan dan prestasi suatu partai merupakan kekalahan partai lainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PANCASILA DAN BERBAGAI DEFINISI

Review Buku Kaelani klik link dibawah ini  https://docs.google.com/document/d/142IaPq55EThm5V0yfzz-dE0drDFMDc2Lfn9UcIib330/edit?usp=sh...