Koalisi tiga kaki
Oleh yosef nursyamsi
Koalisi adalah persekutuan, gabungan
atau aliansi beberapa unsur, di mana dalam kerjasamanya, masing-masing memiliki
kepentingan sendiri-sendiri. Aliansi seperti ini mungkin bersifat sementara
atau berasas manfaat. Dalam pemerintahan dengan sistem parlementer, sebuah pemerintahan koalisi adalah sebuah
pemerintahan yang tersusun dari koalisi beberapa partai. Dalam hubungan
internasional, sebuah koalisi bisa berarti sebuah gabungan beberapa negara yang
dibentuk untuk tujuan tertentu. Koalisi bisa juga merujuk pada sekelompok
orang/warganegara yang bergabung karena tujuan yang serupa. Koalisi dalam
ekonomi merujuk pada sebuah gabungan dari perusahaan satu dengan lainnya yang
menciptakan hubungan saling menguntungkan.(Wikipedia Indonesia,7 april
2013)secara umum koalisi memiliki tendensi terhadap begabungnya beberapa partai
politik terhadap partai politik peserta pemilu yang akan mengusung presiden
atau kepala daerah dalam pemilihan umum presiden atau kepala daerah.lebih
jauhnya koalisi ini adalah bersatunya beberapa partai politik dengan eksekutip atau
partai pemenang pemilu “partai berkuasa”dengan berbagai kepentingan masing
masing partai hal ini dilakukan dengan timbal balik terhadap kepentingan
eksekutip di parlemen guna mendukung setiap program dan kebijakan yang mesti di
setujui anggota parlemen.
Dengan kata laen koalisi ini merupakan mitra pemerintah baik itu di
parlemen dengan adanya partai politik anggota koalisi maupun di luar
pemerintahan seperti non government organization.tujuan
koalisi ini biasanya untuk memperkuat suara partai berkuasa di parlemen
sehingga apa yang menjadi program pemerintahan bisa mendapat dukungan penuh
dari anggota koalisi atau pun bias di terima dalam masyarakat melalui
sosialisasi lsm.
Koalisi bukan sekedar bermitra dengan pemerintah akan tetapi koalisi
juga sarat akan kepentingan tiap anggota koalisinya,adanya deal deal politik
sebelum berkoalisi dengan eksekutip menjadi sebuah tawar menawar dalam
politik.hasil tawar menawar ini di wujudkan dengan flatporm dalam
koalisi,mou,dan pakta integritas juga menjadi sebuah ikatan kontrak yang di
suguhkan eksekutip terhadap anggota koalisi yang diperuntukan untuk
meminimalisir arogansi anggota koalisi dalam mengkrikiti setiap kebijakan yang
diambil oleh pemerintah dan di atur oleh sekertaris gabungan.sebagai imbalanya
eksekkutip membagi kursi kementrian terhadap anggota koalisi bahkan posisi
ketua MPR.
Berbeda dengan kolalisi,oposisi merupakm partai penentang di dewan
perwakilan yang menentang segala kebijaksanaan politik terhadap golongan yang
berkuasa.
Oposisi ini bisanya merupakan partai dengan suara minoritas
diparlemen,akan tetapi oposisi selalu menjadi batu sandungan pemerintah dalam
mengamibil kebijakan atau bahkan dalam satu kasus oposisi ini mampu menggalang
suara untuk melakukan impeachment terhadap presiden,dalam kasus ini presiden
gusdur pernah di jatuhkan oleh
parlemen.Dengan demikian peran koalisi dan oposisi jelas bersebrangnan di
parlemen,ketika koalisi bersinergi dengan program pemerintahan,oposisi bisanya
memiliki opsi menolak kebijakan pemerintah tersebut.
Koalisi biasanya terdapat pada Negara demokrasi yang multi partai
hal ini dikarenakan suara partai berkuasa sebagai sauar mayoritas kalah
elektabilitas atau voting jika partai partai di parlemen bergabung menolak
kebijakan eksekutip.koalsi di Indonesia terjadi ketika orde lama dimana
Soekarno mencanangkan NASAKOM sebagai ideology yang diharapkan akan
menyelamatkan kekuasaan Soekarno sebagai kepala Negara dimana pada masa itu
partai nasional sama kuatnya diparlemen sehingga kerap terjadi pergantian
cabinet,karena tiadak ada suara mayoritas di parlemen maka soekarno
mamanpaatkan koalisi dengan PKI.
Pada jaman arde baru kolisi di parlemen sangatlah loyal dan dapat
mengekang oposisi bahkan di pastikan semua kebijakan yang diambil presiden
lolos dan di setujui parlemen lebih jauhnya loyalitas parlemen terhadap
Soeharto adalah terpilihnya Soeharto sebagai kepala Negara secara berkala dalam
32 tahun.
Pasca reformasi,kekuatan politik terpetakan terhadap tiga partai
politik yakni PDIP,PKB dan GOLKAR,dan pada saat itu perhatian terbesar megawati
sebagai kepala Negara adalah terhadap PKB karena pada pemilu 1999 PKBini mampu
memenangkan GUSDUR sebagai presiden.Dengan adanya kekuatan politik pada tiga
partai ini megawati menghendaki adanya sebuah koalisi besar dalammemenangkan pemilu
2004 koalisi ini di kenal sebagai KOLISI TIGA KAKI.koalisi in mirip koalisi
yang dibangun pada jaman orde lama yaitu memanpaatkan kekuatan atau mainstream
politik yang terdiri dari kaum ningrat dansekuler usungan golkar,sosilis
usungan PDIP,dan islam (WARGA NU)usungan PKB,akan tetapi pkb dengan tegas
menolak koalisi ini karena pkb mersa telah dihianati olehPDIP dalam pemakzulam
Gusdur,dan telah nengisyaratkan akan mengusung caoln presiden sendiri yaitu
SusioBambangYudiono ata JusupKalla.
Untuk mengambil simpati warga NU megawati mencoba mendekati PBNU
melalui HasyimMuzadi sebagai wakil presiden,langkah ini dinilai banyak pihak
hanya akan menggalang seperempat suara NU karena PKB telah mengisyartakan
pendukungnya untuk tetap solid mendukung keputusan gusdur dengan sby sebagai
presiden dan satu satunya partai yang didirikan NU adalah PKB sehingga ada kesan bahwa ulama NU yang
menghendaki berpolitik hanya boleh di PKB dan politisi NU diharuskan kembali ke
PKB sebagai rumah NU.
Apabila megawati benar benar menghendaki NU dan GOlkar sebagai
kekuatan politiknya dalam menghadapi pemilu presiden,megawati mencoba
mengirimkan komunikasi politik bahwa megawati bukan hanya milik wong cilik yang
selama ini menjadi basis pendukungnya akan tetapi megawati juga sanggup
menampung kepentingan ningrat dan
sekuler kolega partai golkar
bahkan dekat dengan ulama dan umat NU.
Dari berbagai koalisi yang pernah terjadi di Indonesia mengingatkan
kita bahwa pasca orde lama tak ada lagi idiologi di Negara ini karena setiap
partai yang memiliki idiologi islam yang secara notaabene memiliki kepentingan
buat umat justru bias dengan mudahnya bermitra dengan partai partai yang
sekuler yang bertentangan dengan idiologi islam dan nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar