Langsung ke konten utama

LOCALSTONGMAN DAN BOSISME



LOCALSTONGMAN DAN BOSISME
Oleh:Yosef Nursyamsi

Tasikmalaya merupakan wilayah di priangan timur yang  mengalami perkembangan secara pesat.perkembangan ini tidak hanya terbatas pada sector ekonomi dimana pusat pusat perbelanjaan tumbuh  dan berkembang di daerah tasik jauh dari  itu perkembangan politik juga tengah  mengalami perkembanganya.
Perkembangan yang pesat ini tidak bisa dilepaskan dari hadirnya peran penting local strongman sebagai manifiestasi dari kekuatan masyarakat dan peran bosisime yang merupakan menifiestasi dari kekuatan negara.
Untuk mengetahui peran penting dari setiap kekuatan local strongman ini perlu di lakukan perihal identifikasi local strongman di tasikmalaya.local strongman sendiri merupakan orang kuat lokal setempat yang lahir karena kemampuanya dalam penguasaan resource,seperti kekayaan,kepemilikan tanah,yang pada akhirnya akan menimbulkan legitimasi pada kefiguranya yang dimistiskan melalui pemberian dan jaminan akan sandang,pangan papan,sehingga akan terjalin hubungan sosial dan perlindungan terhadap sekelompok orang atau golongan yang bersifat jejaring dan pada akhirnya akan mampu di kontrol melalui kontrol yang “terpecah-pecah”
Sedangkan bosisme merupakan orang kuat lokal yang  lahir sebagai orang yang berpengaruh karena peranya sebagai birokrat,bos partai,militer dan preman.bosisme ini berbeda dengan lokal strongman dimana bosisime mendapatkan legitimasi karena figuritas dan kewibawaanya bahkan karena ancamanya.sumber-submber figuritasnya dilakukan dengan cara menguasai modal,tekanan dan kejahatan.
Biasanya localstrongman dan bosisme ini hanya dipisahkan oleh garis tipis yang sulit dibedakan bahkan keduannya bisa lahir bersamaan ataupun saling bertukar posisi.
Hal ini bisa dijelaskan ketika mayasari group.mampu menguasai wilayah tasikmalaya dengan berbagai sumber-sumber ekonomi,pasar tradisional dan modern,dengan hubungan sosialnya yang luas dan kekuatan ekonominya yang kuat maka dengan sendirinya akan menjadi legitimasi dan kekuatan dalam mengatur kontrol terhadap masyarakat.
Untuk memperluas dan memberikan keamanan akan sumber ekonomi yang dimilikinya maka secara otomatis sumber politik pun harus dimiliki sebagai upaya untuk menjamin alokasi ekonomikal resource dan politikal resource,sehingga setiap kebijakan yang di ambil akan sesuai kehendak dan merupakan legitimasi formal.
Contoh dari semua ini adalah pengalihan one way road menjadi double way road(2 arah) disekitar kawasan mayasari plaza.sehingga arus kendaraan menjadi lebih ramai dan mayasari plaza secara tidak langsung akan meningkatkan daya tarik masyarakat tasikamalaya ketika lewat ke kawasan mayasari plaza.
Contoh lainya adalah bagaimana peran pengusaha auotobus yang merekap sebagai wakil walli kota tasikmalaya yang selain bosisme juga terlebih dulu sebagai localstrogman mampu mengguasai trayek tasik kota antar provinsi,kota dalam provinsi yang lebih hebatnya para penumpang ini tidak usah mengantri di terminal “resmi”tipe A kota tasikmalaya tetapi memuat penumpang di” terminal pribadi” atau poll dan terminal tipe A kota tasikmalaya hanya dijadikan transit atau sekedar membayar retribusi.
Praktek bosisme dan localstrongman tidak hanya terjadi di kalangan elit atas saja,akan tetapi juga terjadi di elit elit desa seperti yang terjadi di daerah cibeureum.kasus pertama terjadi pada local strongaman dimana seorang pengusaha konveksi untuk memperlancar usahanya harus  menjalin kerjasama dengan berbagai kalangan di masyarakat terutama tokoh tokoh yang berpengaruh guna melindungi keamanan sebagai timbal baliknya pengusaha tersebut harus lebih peka terhadap keinginan tokoh tersebut misalnya ketika mengadakan suatu acara maka pengusaha harus siap membiayai acara tersebut.jalinan kemitraan ini juga di jalin dengan birokrat sebagai upaya untuk mempermudah ijin usaha dan dalam hal kredit.
Kasus kedua terjadi pada bosisme dimana seorang tokoh partai salah satu   DPC partai politik dari hasil observasi dan wawancara singkat dapat disimpulkan bahwa kekuatan untuk mengontrol masyarakat in tidak bisa di lepaskan dari berbagai jalinan kemitraan dengan pihak lainya.kemitraan ini terjalin antara ketua DPC  dengan tokoh pemuda yang mampu menjadi fasilitator dan di percaya di sebuah tempat,sehingga ketika ketua tersebut menghendaki dukungan dari masyarakat maka akan mudah memobilisinya.
Selain kemitraan dengan tokoh pemuda bosisme ini juga menjalin kerjasama dengan birokrat khususnya para kader yang duduk di dinas pemerintahan dan tentunya dengan para legislator dari partainya,hal ini akan mempermudah masalah regulasi dan pengajuan bantuan bagi kepentingan masyarakat ujarnya.
Menurutnya kerjasama dengan pihak keamanaan baik militer/polisi bahkan preman dipandang perlu untuk menjamin keamanandan memperlancar perihal berbagai acara di tataran lapangan.karena tidaklah mudah untuk mengatur masyarakat dari berbagai kalangan dengan latar belakang berbeda pula terlebih mereka yang bersikap arogansi.
Selanjutnya bagaimana menyikapi perihal bentuk sebuah negara yang ideal antara negara federasi dan negara kesatuan.kedua bentuk negara ini pada dasarnya memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan di setiap unsur pemerintahanya.banyak negara yang maju dengan bentuk negara federasi,dan banyak juga negara yang maju menggunakan bentuk negara kesatuan begitu juga sebaliknya.yang terpenting adalah bagaimana pemerintahan tersebut mengemban tugas dan fungsi negara dengan senyata-nyatanya.
Untuk melihat kelebihan dan kelemahan dari masing-masing betuk negara maka dapat disederhanakan sebagai berikut.
A.    negara kesatuan
Negara kesatuan sangat cocok di negara yang memiliki keseragaman dalam bentuk budaya dan latar belakang sejarah bentuk negara ini juga lebih bersipat satu komando atau sentrallistik sehingga sangat efektif diterapkandi negara yang wiayahnya bersatu dalam satu kesatuan bukan kepulauan.
Ibu kota atau pusat memiliki wewenang penuh kedalam dan keluar dan tidak terbagi bagi terhadap wilayah atau provinsi lainya.dengan model monosentris yang memiliki satu pemerintahan,satu kepala negara akan mempermudah koordinasi terhadap wilayah di bawahnya.
Kelemahan dari negara kesatuan ini adalah kurangnya otonomi yang dimiliki oleh wilayah dalam memandirikan pembangunan karena sifanya yang monosentris.dan tidak memiiki tindakan kedalam.
B.     negara federatif
bentuk negara ini sangat cocok bila diterapkan di negara yang memiliki wilayah luas apalagi merupakan negara kepulauan dimana latar belakang budaya,kondisi sosial politik yang begitu beragam sehingga setiap daerah atau negara bagian diberikan hak otonomi penuh untuk mengelola pemerintahanya sendiri sesuai kondisi politik dan sosial wilayah tersebut.selain itu negara bagian juga dapat melakukan pembangunan yang lebih mandiri cepat dan terstruktur karena memiliki regulasi yang sesuai dengan kebutuhan daerah itu sendiri tanpa campur tangan “pusat’
akan tetapi disisi lain negara federatif ini akan memberikan imbas langsung terhadap negara bagian yang tidak memiliki kemandirian,potensi sumber daya alam dan manusia yang tinggi sehingga akan terjadi kesenjangan pembangunan antar negara bagian.
Hal ini akan memicu terjadinya  eksoduse penduduk menuju wilayah atau negara bagian yang memiliki kapasitas ekonomi lebih tinggi.

Postingan populer dari blog ini

PANCASILA DAN BERBAGAI DEFINISI

Review Buku Kaelani klik link dibawah ini  https://docs.google.com/document/d/142IaPq55EThm5V0yfzz-dE0drDFMDc2Lfn9UcIib330/edit?usp=sharing  atau baca selengkapnya pada artikel dibawah ini PENDIDIKAN PANCASILA YURIDIS KENEGARAAN PANCASILA DAN BERBAGAI DEFINISI 1.       Pancasila Secara Estimologis Secara estimologis istilah Pancasila berasal dari Bahasa Sansgekerta kasta Brahmana di India. Menurut Yamin (dalam Kaelani, 1999: 18) dalam Bahasa Sangsekerta perkataan Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu: Panca artinya lima , syila vocal i pendek artinya batu sendi atau dasar . Sedangkan syiila vocal i panjang artinya pengaturan tingkah laku yang baik , yang penting atau yang senonoh. Kata-kata tersebut selanjutnya dalam Bahasa Indonesia khususnya Jawa diartikan “susila” yang memiliki hubungan dengan moralitas. Oleh karema itu secara estimologis kata Pancasila yang dimaksudkan adalah istilah Pancasyila dengan vocal ...

Implikasi Geopolitik dan geostrategi pada masalah perbatasan di Indonesia

Implikasi Geopolitik dan geostrategi pada masalah perbatasan di Indonesia Oleh :Yosef Nursyamsi Kawasan perbatasan adalah sebuah wilayah yang sangat strategis bagi stabilitas keamanan sosial dan ekonomi seluruh warga negara bukan hanya bagi masyarakat di perbatasan. Luasnya kawasan perbatasan Indonesia seharusnya mencerminkan adanya sebuah kebijakan pengelolaan perbatasan yang efektif dan akuntabel baik itu dari aspek sosial ekonomi dan keamanan. Namun, kondisi di lapangan menunjukkan bahwa sistem manajemen perbatasan Indonesia selama ini berada dalam tahap yang mengkhawatirkan. Meningkatnya tindak kejahatan di perbatasan (border crime) seperti penyelundupan kayu, barang, dan obat-obatan terlarang, perdagangan manusia, terorisme, serta penetrasi ideologi asing telah mengganggu kedaulatan serta  stabilitas keamanan di perbatasan negara. Selama ini, kawasan perbatasan Indonesia hanya dianggap sebagai garis pertahanan terluar negara, oleh karena itu pendekatan yang digunakan...

pemikiran politik tradisionalisme jawa

Soeharto dan Tradisionalisme Jawa dari rizkibulsarra"s weblog I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang “tidak ada studi mengenai politik Indonesia – yang boleh melewatkan Presiden Soeharto sebagai seseorang yang telah mendominasi kehidupan nasional Indonesia selama 30 tahun”. [1] Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk menulis pemikiran Soeharto. Kebudayaan Jawa mempunyai pengaruh bagi Soeharto dalam menjalankan pemerintahannya. Soeharto sangat dipengaruhi oleh akar budayanya yang berasal dari Kemusuk, Jawa Tengah. Hampir sepanjang hidupnya Soeharto tampak tidak tertarik dan juga acuh dengan politik. Namun, ia akhirnya menjadi seorang yang menguasai politik di Indonesia. Dalam menguasai politik di Indonesia dan juga mempertahankan kekuasaannnya, ia menggunakan sistem patronase atau disebut bapakisme . [2] B. Tujuan Tujuan penulisan ini adalah memberikan sedikit gambaran mengenai pemikiran Soeharto yang dipengaruhi oleh Tradision...