Langsung ke konten utama

ORGANISASI Konflik Dan Management Konflik



ORGANISASI
Konflik Dan Management Konflik
Oleh Yosef Nursyamsi
Organisasi merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang memilik maksud dan tujuan sama dimana tujuan tersebut dirumuskan bersama dalam visid an misi yang dijalankan oleh anggotanya yang terstruktur berdasarkan hirarki jabatan.
Adalah sebuah kewajaran apabila dalam organisasi atau tatnn masyarkat terjdi selisih faham dan pandangan karena hal ini tidak bisa dihindari. perbedaaan pendapat ini seharusnya menjadi pemicu timbulnya rasa saling memahami dan peduli terhadap perbedaan pedapat di tengah masyarakat yang heterogen  yang pada akhirnya akan mewujudkan integrasi antar individu dan  masyarakat.
Menurut robbin(1996)konflik organisasi adalah “suatu proses interksi yang terjadi akibat adanya ketidak sesuaian antara dua pendapat atau sudut pandang  yang berpengaruh terhadap pihak pihak yang terlibat baik pengaruh positip  maupun pengaruh negatip.
Sumber konflik biasanya berasal dari perbedaan antar individu baik berupa latarbelakang,kepentingan dan proses interaksi yang berbeda pula,ketiga perbedaan ini akan terus mempolarisasi masing masing individu atau kelompok untuk saling membenarkan egonya masing masing sebelum kata consensus terjalin diantaranya.
Dengan adanya konflik ini maka masyarakat dituntut untuk dapat membuat consensus atau kesepakatan .konsensus biasanya berupa kesepakatan antar kelompok yang berkonflik untuk  saling menerima dan mengakomodasi  perbedaan dan kepentingan sehingga tercipta suatu integrasi,atau bahkan consensus ini bias berupa penolakan terhadap perbedaan dan kepentingan kelompok yang berkonflik sehingga masing masing kelompok akan saling mendominasi dan bahkan melenyapkan kelompok lainya.
Konplik apabila dipandang dari beberapa sudut bias di klasipikasikan sebagai berikut.
a.       Konflik dari sudut pandang tradisional
Sudut pandang ini menganggap bahwa konflik adalah sebuah hal yang buruk dan harus dihindari karena akan menimbulkan disasositif antar kelompok yang berkonflik.biasanya konflik ini terjadi karena disfungsional organisasi dimana komunikasi dan transparansi menjadi penyebab utama terjadinya konflik ini,sehingga kebutuhan dan asfirasi dari anggota atau kelompok lain tidak bias diagregasi dan diartikulasikan dalam organisasi.
b.      Konflik dari sudut pandang hubungan manusia
Sudut pandang inimenganggap bahwa konflik merupakan fenomena yang wajar dan tidak akan dapat dihindari  dalam strata social .shingga konflik ini harus bias dijadikan hal yang bermanfaat bagi kelangsungan dan perkembangan organisasi itu sendiri,
c.       Konflik dari sudut pandang interaksional
Sudut pandang ini berbeda dengan sudut pandang lainya,dimana konflik di maknai sebagai gejala social yang harus terjadi dan dipelihara dalam kata lain konflik sengaja dihadirkan sebagai stimulant dalam dinamika organisasi,sehingga organisasi tidak sebatas wadah yang statis dan memiliki ritme senada akan tetapi jauh dari semua itu organisasi harus jadi wadah berinovasi,berkreatifitas.
Konflik ini juga terjadi dalam organisasi tingkat bawah,seperti konflik yang terjadi dalam organisasi remaja di wilayah DKM penulis.konflik ini terjadi bahkan sejak organisasi ini di bentuk,mereka yang berkonflik adalah individu dengan individu,individu dengan kelompok,bahkan kelompok dengan kelompok dalam satu naungan organisasi atau di luar organisasi.
Untuk mengidentifikasikan jenis konflik yang terjadi maka harus memetakan konflik itu sendiri dalam beberapa wilayah actor seperti  dibawah ini:
a)      Konflik antar individu dalam organisasi
Konflik ini terjadi karena ada beberapa individu yang mendominasi dalam organisasi,setiap individu memiliki kepentingan yang berbeda terlebih latar belakang antar ke RWan  yang berbeda,perebutan posisi yang strategis dan loyalis yang banyak  juga menjadi factor konflik antar individu ini .kondisi seperti ini lama kelamaan mengakibatkan polarisasi dalam organisasi.
b)      Konflik antar kelompok dalam organisasi
Semakin larutnya konflik antar individu ini berkembang dan semakin mempolarisasi individu lain untuk bergabung dalam kelompok tertentu sebagai bentuk identitasnya dalam organisasi.perihal perbedaan pendapat tentang bentuk organisasidan kepengurusan menjadi factor utama dalam terpolarisasinya kelompok ini,kelompok yang tidak setuju akan kepengurusan awal berkolaborasi dengan tokoh RW terkait diwilayahnya  untuk memutuskan hubungan dengan organisasi ini.pemutus hubungan yang dilakukan kelompok tersebut ditanggapi oleh kepengurusan organisasi dengan melakukan hal serupa terhadap perwakilan ustadz dari ke RWan tersebut dengan cara pengambil alihan jadwal mengisi acara dalam organisasi dengan alas an ustadz tersebut tidak mampu mengoptimalkan dan mengajak kelompok eksoduse dalam organisasi.
Akibat dari konflik ini yang berkepanjangan adalah ketidak harmonisan dan hilangnya tegur sapa yang telah terjalin,saling tak peduli apabila diadakan kegiatan di masing masing ke RWan. Sebagai upaya untuk merangkul kembai dan merekonsiliasi pihak pihak yang berkonflik maka di lakukan beberapa langkah seperti mengadakan rapat atau pertemuan kembali gunamembahas kelangsungan organisasi  yang dihadiri oleh tokoh masyrakat,para ustaz di tiap RT dan Rw,dan pihak yang berkonflik
Dalam rapat di bahas mengenai problem solving yang terbaik untuk organisasi ini dengan tahapan sebagai berikut:
a)      Diagnose permasalahan
b)      Analisa terhadap dampak sebab akibat permasalan
c)      Menghimpun berbagai alternative pemecahan
d)     Memilih alternative yang tepat dan,
e)      Melaksanakan pilihan dalam bentuk kegiatan yang terencana.

Dari rangkaian problem solving diatas maka dapat diambil hasil akhir sebagai berikut:
a)      Pihak yang terkait akan kembali mengikiti setiap agenda dari organisasi apabila diberikan kesempatan yang sama dalam menyelenggarakan setiap kegiatan,
b)      Memberikan jadwal mengisi acara bagi ustad dariRW terkait
c)      Menempatkan perwakilan  dari RW terkait dalam truktur organisasi.
d)     Pembenahan jadwal dan bentuk kegiatan guna merangkul  semua kelompok
Dari uraian diatas dapat di tarik garis besar bahwa konflik pada hakekatnya merupakan gejala social yang wajar terjadi dalam kehidupan sehari hari baik antar individu kelompok organisasi maupun strata social lainya.dari kewajaran ini maka konflik bukan lagi untuk dihindari ataupun di perguncingkan dalam internal yang hanya akan menambah rasa saling paling benar dan ego sentris  di atas kelompok lain akan tetapi konflik harus diseleaikan dengan jalan duduk bersama antar kelompok yang berselisih faham dan pandangan guna di cari kata sepakat atau consensus yang terbaik wing-wing solusion bagi semua.

Postingan populer dari blog ini

Implikasi Geopolitik dan geostrategi pada masalah perbatasan di Indonesia

Implikasi Geopolitik dan geostrategi pada masalah perbatasan di Indonesia Oleh :Yosef Nursyamsi Kawasan perbatasan adalah sebuah wilayah yang sangat strategis bagi stabilitas keamanan sosial dan ekonomi seluruh warga negara bukan hanya bagi masyarakat di perbatasan. Luasnya kawasan perbatasan Indonesia seharusnya mencerminkan adanya sebuah kebijakan pengelolaan perbatasan yang efektif dan akuntabel baik itu dari aspek sosial ekonomi dan keamanan. Namun, kondisi di lapangan menunjukkan bahwa sistem manajemen perbatasan Indonesia selama ini berada dalam tahap yang mengkhawatirkan. Meningkatnya tindak kejahatan di perbatasan (border crime) seperti penyelundupan kayu, barang, dan obat-obatan terlarang, perdagangan manusia, terorisme, serta penetrasi ideologi asing telah mengganggu kedaulatan serta  stabilitas keamanan di perbatasan negara. Selama ini, kawasan perbatasan Indonesia hanya dianggap sebagai garis pertahanan terluar negara, oleh karena itu pendekatan yang digunakan...

LOCALSTONGMAN DAN BOSISME

LOCALSTONGMAN DAN BOSISME Oleh:Yosef Nursyamsi Tasikmalaya merupakan wilayah di priangan timur yang   mengalami perkembangan secara pesat.perkembangan ini tidak hanya terbatas pada sector ekonomi dimana pusat pusat perbelanjaan tumbuh   dan berkembang di daerah tasik jauh dari   itu perkembangan politik juga tengah   mengalami perkembanganya. Perkembangan yang pesat ini tidak bisa dilepaskan dari hadirnya peran penting local strongman sebagai manifiestasi dari kekuatan masyarakat dan peran bosisime yang merupakan menifiestasi dari kekuatan negara. Untuk mengetahui peran penting dari setiap kekuatan local strongman ini perlu di lakukan perihal identifikasi local strongman di tasikmalaya.local strongman sendiri merupakan orang kuat lokal setempat yang lahir karena kemampuanya dalam penguasaan resource,seperti kekayaan,kepemilikan tanah,yang pada akhirnya akan menimbulkan legitimasi pada kefiguranya yang dimistiskan melalui pemberian dan jaminan akan sand...

pemikiran politik tradisionalisme jawa

Soeharto dan Tradisionalisme Jawa dari rizkibulsarra"s weblog I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang “tidak ada studi mengenai politik Indonesia – yang boleh melewatkan Presiden Soeharto sebagai seseorang yang telah mendominasi kehidupan nasional Indonesia selama 30 tahun”. [1] Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk menulis pemikiran Soeharto. Kebudayaan Jawa mempunyai pengaruh bagi Soeharto dalam menjalankan pemerintahannya. Soeharto sangat dipengaruhi oleh akar budayanya yang berasal dari Kemusuk, Jawa Tengah. Hampir sepanjang hidupnya Soeharto tampak tidak tertarik dan juga acuh dengan politik. Namun, ia akhirnya menjadi seorang yang menguasai politik di Indonesia. Dalam menguasai politik di Indonesia dan juga mempertahankan kekuasaannnya, ia menggunakan sistem patronase atau disebut bapakisme . [2] B. Tujuan Tujuan penulisan ini adalah memberikan sedikit gambaran mengenai pemikiran Soeharto yang dipengaruhi oleh Tradision...